
Perayaan hari besar keagamaan merupakan bagian penting dari kehidupan umat beragama. Setiap perayaan hari besar masing-masing agama tentu saja tidak sama dan memiliki keunikan atau ciri khas masing-masing. Namun maknayang terkandung pada setiap perayaan hari besar keagamaan tentu saja sama yang mengandung nilai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan rasa syukur seluruh umat.
Jembrana merupakan kabupaten yang terletak di Bali Barat yang sangat kental akan budaya toleransi dan akulturasi budaya antar umat beragama. Tidak dipungkiri bahwa seluruh umat beragama yang ada di setiap daerah Jembrana selalu menanam rasa kebersamaan dan tenggang rasa yang menciptakan keindahan kerukunan hidup masyarakat walaupun pada suatu daerah dihuni oleh beragam masyarakat yang memiliki keyakinan yang berbeda. Tetapi hal itu bukanlah yang menjadi halangan untuk masyarakat dalam melakukan hidup rukun dan saling menghormati antar satu sama lain. Salah satu tradisi turun temurun yang mencerminkan kerukukan toleransi antar umat yakni tradisi ngejot.
Tradisi Ngejot merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat dengan mengunjungi tetangga, keluarga atau kerabat dan memberikan sebuah bingkisan atau bentuk lainnya sebagai tanda hidup rukun dan saling berbagi dengan sesama. Seperti yang ada di Lingkungan Sri Mandala – Dauh Waru & Kampung Loloan Jembrana, yang mana setiap ada acara besar keagamaaan seperti Idul Fitri dan Galungan masyarakat muslim dan hindu yang tinggal disana akan melakukan kegiatan saling berbagi makanan antar satu umat dengan umat lainnya.
Disaat perayaan Idul Adha, masyarakat muslim yang berada disekitar akan melakukan tradisi ngejot dengan memberikan daging kurban ke masyarakat non-muslim yang berada disekitar Masjid dan tentunya masyarakat non-muslim dapat membantu masyarakat muslim untuk memasak bersama, atau pun menyumbangkan kurban. Hal ini dilakukan untuk menjaga tali persaudaraan dan kekeluargaan di Gumi Makepung ini. Dengan melakukan kegiatan saling berbagi seperti ini tentunya akan menimbulkan sikap tenggang rasa antar sesama dan menjaga kerukunan toleransi antar sesama sekaligus sebagai bentuk menyame braya atau mempererat tali silaturahmi antar umat.
Penulis:
I Made Agus Prisentana Putra – Bagus Jembrana 2021